Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Aspek Perilaku Dalam Audit

Aspek Perilaku Dalam Audit

Mysuku.com - Audit pada saat ini telah menjadi bagian penting dalam dunia akuntansi, khususnya aspek-aspek yang terkait dengan proses pengambilan keputusan dan aktivitas-aktivitas auditordalam mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan. Terdapat banyak hal yang dapat dipertimbangkan   sebagai   data   pendukung   dalam   pengambilan   keputusan   yangmengarah pada aspek keperilakuan auditor.Salah satu karakteristik yang membedakan akuntan publik dengan auditor internal berkaitandengan keterikatan   secara   pribadi.   Akuntan   publik   terikat   dengan catatan-catatan   suatuorganisasi   dan   prinsip-prinsip   akuntansi   yang   dibangun   oleh   badan profesi   akuntansi.Sebaliknya, auditor internal terkait dengan aktivitas-aktivitas manajemen dan orang-orangyang menjalankan operasi organisasi.Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa audit internal mengevaluasi aktivitas yangdilakukan oleh orang-orang sehingga terdapat hubungan pribadi antara orang yang dievaluasidengan orang yang mengevaluasi dengan para auditor.

Memotivasi Pihak yang Diaudit
Sebagaimana diketahui, motivasi merupakan alat bantu   keperilakuan terbesar bagi audit internal. Dua dari kebutuhan pokok Maslow adalah kebutuhan untuk menjadi bagian dariorganisasi  dan kebutuhan   untuk  diterima   dan   dikenal,  sehingga  dapat   melayani  auditorinternal secara baik.


Pengelolaan Konflik
Konflik adalah suatu karakteristik yang kerap kali terjadi pada proses audit (Chambers at al.,1987). Konflik sering kali membantu pencapaian tujuan audit, tetapi jika tidak ditangani lebihawal, maka konflik akan menjadi lebih tajam dan luas. Konflik dapat terjadi dalam hal – halseperti berikut:
a. Lingkup seperti terhadap manajemen.
b. Tujuan sebagaimana terhadap auditor eksternal.
c. Tanggung jawab seperti layanan manajemen.
d. Nilai dominasi atau persepsi terhadap peran audit dari kacamata pihak yang diaudit

Masalah – Masalah Konflik
Brink dan Witt (1982) mempunyai daftar konsep yang akan membantu untuk memperlakukan orang dengan lebih baik. Konsep-konsep tersebut adalah:
  1. Terdapat variasi umum dalam kemampuan dan sifat-sifat dasar individu, oleh sebab itu  auditor seharusnya mempertimbangkannya dalam kaitannya dengan karyawan pihak yang diaudit.
  2. Keberagaman perasaan-perasaan dan emosi, sehingga auditor seharusnya  mengidentifikasi keberagaman perasaan dan mencoba menangani hal tersebut secara efektif.
  3. Keberagaman persepsi. Staf pihak yang diaudit tidak memandang dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh staf audit.
  4. Ukuran kelompok pihak yang diaudit dapat berpengaruh pada hubungan. Auditor diharuskan untuk memodifikasi pendekatan secara teknis ketika menghadapi kelompok yang lebih luas.
  5. Pengaruh dari berbagi situasi operasi sebagai suatu variasi akhir. Setiap perubahan situasi mempengaruhi perasaan dan tindakan seseorang, auditor seharusnya memasuki variasi ini ke dalam pertimbangannya pada hubungan interpersonal.
Baca Juga :  Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan

Pelaksanaan Audit Partisipasi
Selain masalah perilaku pihak yang diaudit, auditor internal juga perlu memahami budaya organisasi. Porter et al. (1985) mengatakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi sikap dan perilaku auditor. Elemen-elemen keperilakuan dalam audit partisipasi:

  1. Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan diaudit.
  2. Bangun suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam menilai pemrograman dan pelaksanaan audit.
  3. Peroleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi.
  4. Dapatkan persetujuan atas isi laporan.
  5. Memasukkan informasi nyata pada laporan audit.