Riks And Return
Risiko
Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, risiko
bisa didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan. Definisi lain yang sering
dipakai untuk analisis investasi, adalah kemungkinan hasil yang diperoleh
menyimpang dari yang diharapkan. Deviasi standar merupakan alat statistik yang
bisa digunakan untuk mengukur penyimpangan, karena itu deviasi standar bisa
dipakai untuk mengukur risiko. Pengukuran yang lain adalah menggunakan
probabilitas.
Sebagai contoh, pengemudi kendaraan orang muda lebih sering mengalami
kecelakaan dibandingkan dengan orang dewasa. Probabilitas terjadinya kecelakaan
untuk orang muda lebih tinggi dibandingkan dengan untuk orang dewasa. Karena
itu risiko kecelakaan untuk orang muda lebih tinggi dibandingkan untuk orang
dewasa.
Kenapa muncul suatu risiko? Risiko berkaitan erat dengan kondisi
ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Praktis kita
menghadapi banyak ketidakpastian di dunia ini. Sebagai contoh, hari ini bisa
hujan, bisa juga tidak hujan. Investasi kita bisa mendatangkan keuntungan
(harga naik), bisa juga menyebabkan kerugian (harga turun). Kepastian dalam
dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri. Ketidakpastian tersebut
menyebabkan munculnya risiko.
Risiko Keuangan
Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana
perusahaanbergantung pada pembiayaan external (termasuk pasar modal dan
bank)untuk mendukung operasi yang sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin
dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet,
kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang,likuiditas, dan hal lainnya
yang mengurangi fleksibilitas
keuangan.Perusahaanyangmengandalkanpadapihakeksternaluntuk pembiayaan berisiko
lebih besar daripada yang menggunakan danasendiri yang dihasilkan secara
internal.Mengelola Resiko KeuanganMengendalikan resiko keuangan dapat
meningkatkan nilaiperusahaan, karena investor menyukai manajer keuangan yang
mampumengidentifikasi dan mengelola resiko pasar. Stabilitas aliran kas
bisameminimalkan kejutan laba, sehingga ekspektasi arus kas naik. Stabilitas
Risiko Berdiri Sendiri atau Stand Alone Risk
Risiko berdiri sendiri atau stand alone risk adalah risiko yang akan
dihadapi oleh investor jika ia hanya memiliki SATU aset.
Sudah pasti, sebagian besar aset akan dimiliki dalam bentuk
portofolio, tapi kita perlu memahami risiko berdiri sendiri agar dapat memahami
risiko dalam konteks portofolio.
Risiko berdiri sendiri dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Misalkan seorang investor membeli surat utang negara (SUN) jangka
pendek senilai Rp. 1 M dengan perkiraan pengembalian sebesar 5%. Dalam hal ini,
tingkat pengembalian investasi sebesar 5% tersebut, dapat diestimasikan dengan
cukup akurat dan investasi tersebut pada dasarnya dapat didfinisikan sebagai
investasi bebas risiko.
Investor yang sama juga dapat menginvestasikan uang Rp 1 M tersebut
pada saham perusahaan yang baru didirikan untuk
melihat apakah terdapat minyak bumi di laut Jawa. Pengembalian saham ini
akan jauh lebih sulit diramalkan. Dalam skenario terburuk, perusahaan tersebut
dapat bangkrut dan investor kehilangan seluruh uangnya, sehingga dalam hal ini
tingkat pengembaliannya adalah -100 %. Skenario terbaiknya, perusahaan akan
menemukan cadangan minyak bumi dalam jumlah besar dan investor akan menerima
pengembalian positif dalam jumlah yang besar. Saat meng-evaluasi investasi ini,
investor akan menganalisis situasi dan mengambil kesimpulan bahwa tingkat
pengembalian yang diharapkan secara statistik adalah 20%. Namun investor
sebaiknya juga menyadari bahwa tingkat pengembalian aktual berada di rentang,
katakanlah +1.000% hingga -100%. Terdapat potensi bahaya yang cukup signifikan
di mana investor akan menerima pengembalian jauh lebih rendah dari yang
diharapkan, maka saham seperti ini menjadi investasi yang cukup
berisiko.portofolio.
Return
Return atau hasil investasi merupakan tingkat keuntungan yang
didapatkan investor dalam berinvestasi.
Dengan kata lain, dalam berinvestasi, hasil yang para investor
nanti-nantikan ini lah yang disebut dengan return. Pengembalian investasi
sebagai salah satu faktor yang memotivasi interaksi investor, juga sebagai
imbalan atas keberanian investor yang telah menanggung risiko atas investasi
yang dilakoninya. Oleh karena itu juga, ungkapan yang cukup umum dalam dunia
investasi adalah ‘high risk, high return‘ yang berarti bahwa ketika risiko
investasi semakin tinggi maka akan semakin tinggi juga potensi tingkat
pengembalian yang akan didapatkan oleh seorang investor.
Komponen dalam Return
Komponen pengembalian investasi terdiri dari dua, yakni Yield dan
Capital Gain.
Yield bisa dikatakan sebagai presentase kas yang diterima investor
secara periodik terhadap suatu investasi. Beberapa contoh dari Yield antara
lain bunga deposito, bunga obligasi, dividen, dan lain sebagainya.
Sementara, Capital Gain adalah keuntungan yang akan diperoleh dari
selisih nilai investasi sekarang dengan nilai investasi yang ditanamkan pada
harga periode lalu. Namun, dalam kondisi turunnya nilai investasi yang membuat
investor mengalami kerugian, istilah yang lebih tepat digunakan adalah Capital
Loss.
Portfolio
Portofolio bisa dilihat dari berbagai perspektif. Jadi, arti
portofolio itu bisa dilihat tergantung dari konteksnya sedang membicarakan apa.
Misalnya, kalau dalam bidang keuangan, portofolio adalah istilah yang digunakan
untuk menyebut kumpulan investasi yang dimiliki seseorang atau sebuah
institusi.
Lalu, kalau dalam bidang manajemen strategis dan pemasaran, portofolio
adalah istilah untuk menunjukkan sekumpulan produk, merek, layanan jasa, atau
proyek yang ditawarkan suatu perusahaan bagi konsumennya.
Berbeda lagi dalam dunia politik, Kalau dalam bidang politik,
portofolio adalah kewajiban dan pilar pemerintahan para menteri kabinet dan
juga para pejabat pimpinan departemen yang ada di dalam institusi pemerintah.